Jumat, 30 November 2012

RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA KIMIA


  1. A.    RUMUS KIMIA
Setiap zat, baik unsur maupun senyawa, memiliki rumus kimia masing-masing, yang menyatakan komposisi atom yang menyusun partikel zat tersebut. Partikel unsur-unsur yang berupa atom memiliki rumus kimia yang sesuai dengan lambing unsur itu.
Contoh:
Rumus Kimia Beberapa Unsur
Unsur Rumus Kimia
Emas Au
Besi Fe
Belerang S
Karbon C
Natrium Na
Aluminium Al
Helium He

Ada tujuh unsur yang memiliki partikel berupa molekul dwiatom, yaitu tersusun dari dua atom.


Unsur-Unsur yang Berbentuk Molekul Dwiatom
Unsur Rumus kimia
Hidrogen H2
Oksigen O2
Nitrogen N2
Fluorin F2
Klorin Cl2
Bromin Br2
Iodin I2

Ada pula unsur-unsur yang memiliki partikel berupa molekul poliatom (tersusun dari banyak atom).
Unsur-Unsur yang Berbentuk Poliatom
Unsur Rumus Kimia
Oksigen(ozon) O3
Fosforus P4
Belerang S8

Perlu diperhatikan bahwa unsur belerang mempunyai rumus kimia S8 pada suhu rendah (partikelnya berupa molekul), sedangkan pada suhu tinggi rumus kimianya adalah S (partikelnya berupa atom tunggal). Demikian juga unsur oksigen ada dua jenis. Gas oksigen di udara yang kita hirup sehari-hari mempunyai rumus kimia O2, sedangkan oksigen yang berada dilapisan atas atmosfer mempunyai rumus kimia  O3, dan lebih dikenal dengan nama ozon.
Jika unsur tersusun dari satu jenis atom, maka senyawa mengandung lebih dari satu jenis atom. Untuk senyawa-senyawa yang partikelnya berupa molekul, rumus kimianya menyatakan jenis dan jumlah masing-masing atom yang membentuk molekul senyawa tersebut. Rumus kimia semacam ini disebut rumus molekul. Misalnya air memiliki rumus molekul H2O, sebab satu molekul air terdiri sari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6, yang menyatakan bahwa satu molekul glukosa mengandung 24 butir atom yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Selain rumus molekul, ada pula rumus kimia yang disebut rumus empiris, yaitu rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari berbagai unsur yang menyusun suatu senyawa. Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6. Tetapi rumus empirisnya adalah CH2O, sebab perbandingan terkecil jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen dalam molekul glukosa adalah 1 : 2 : 1. Di lain pihak, air memiliki rumus empiris yang persis sama dengan rumus molekulnya, yaitu H2O, sebab angka-angkanya tidak dapat disederhanakan lagi menjadi bilangan bulat yang lebih kecil.
Rumus empiris lebih banyak kita pakai untuk menyatakan rumus kimia senyawa-senyawa yang memiliki partikel bukan molekul, melainkan ion. Misalanya, senyawa natrium klorida (garam dapur) merupakan kumpulan ion natrium dan ion klorida dengan perbandingan 1 : 1, sehingga garam dapur memiliki rumus empiris NaCl. Ia tidak mempunyai rumus molekul, sebab tidak ada “molekul klorida”.
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandngan terkecil dari atom-atom unsur yang menyusunsuatu senyawa.


Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah dari atom-atom unsur yang menyusun satu molekul suatu senyawa.
  1. B.     TATANAMA SENYAWA KIMIA
Oleh karena di alam semesta ini terdapat berjuta-juta jenis senyawa, dan setiap tahun para ahli kimia di seluruh dunia mensintesis ribuan jenis senyawa baru, maka Komisi Tatanama IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry), suatu badan di bawah UNESCO, telah menyusun aturan tatanama senyawa-senyawa yang digunakan secara seragam di seluruh penjuru bumi.
Pertama-tama kita akan membahas tatanama senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari dua jenis unsur (senyawa yang mengandung dua jenis atom). Aturan umumnya adalah sebagai berikut.
  1. Semua senyawa bner memiliki nama yang berakhiran –ida
  2. Jika senyawa biner tersusun atas atom logam dan atom bukan logam, maka nama logam disebutkan (dituliskan) lebih dahulu lalu diikuti oleh nama bukan logam yang berakhiran –ida.
  3. Jika senyawa biner tersusun seluruhnya dari atom bukan logam, maka penulisan dilakukan berdasarkan urutan :
B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Akhiran –ida disandang oleh atom yang terletak lebih disebelah kanan.
  1. Nama senyawayang sudah umum tidak usah menggunakan aturan tatanama IUPAC.
Contoh :          H2O                air
                        NH3                amonia
   Latihan

  1. Manakah rumus-rumus kimia di bawah ini yang merupakan rumus empiris?
H2SO4                         C3H6
C3H8                                        C12H22O11
C4H8O2                                    KMnO4
AgBr                                       N2H4
  1. Hitunglah jumlah masing-masing atom yang tertulis pada rumus-rumus kimia di bawah ini.
    1. (NH4)2SO4
    2. Ba3(PO4)2
    3. C3H5(OH)3
    4. Berilah nama senyawa berikut ini!                       
      1. Na2S
      2. AlCl3
      3. Cu2O
      4. AgBr

Rumus Empiris


Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan terkecil dari atom-atom pembentuk sebuah senyawa.
Untuk lebih mudah membedakan antara rumus molekul dan rumus empiris, kita bahas contoh untuk senyawa glukosa dan asam cuka. Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6 yang mengindikasikan bahwa rasio C : H : O adalah 6 : 12 : 6. Rasio ini dapat kita sederhanakan kembali misalnya kita bagi dengan angka 6, maka rasionya menjadi 1 : 2 : 1, Rasio ini adalah rasi terkecil. Jika kita tuliskan rasio ini, maka rumus kimia yang kita dapat adalah CH2O, rumus ini disebut dengan rumus empiris.
Kita ambil contoh kedua, yaitu asam cuka dengan rumus molekul C2H4O2, dengan mudah kita katakan bahwa rasio terkecilnya 1 : 2 : 1, sehingga rumus empirsnya adalah CH2O. Menarik bukan? bahwa glukosa dan asam cuka memiliki rumus empiris yang sama.
Ingat, bahwa rumus empiris bukan menyatakan sebuah senyawa atau zat. Rumus empiris hanya memberikan informasi rasio paling sederhana dari sebuah molekul.
Kasus menarik untuk Vanili C8H8O3, komposisi atom penyusunnya adalah C, H dan O, dengan rasio 8 : 8 : 3, rasio ini tidak dapat kita sederhanakan lagi sehingga untuk kasus vanili rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya. Kasus ini juga terjadi pada senyawa air H2O, dimana perbandingan antara atom H dan O nya sudah merupakan rasio terkecil. Demikian pula dengan karbon dioksida CO2, juga sudah memiliki rasio rasio terkecil. Untuk kedua zat ini rumus molekul sama dengan rumus empirisnya.
Pada table 2.13 disajikan beberapa contoh rumus molekul dan rumus empirisnya dari beberapa senyawa.
Tabel. 2.13. Rumus molekul, empiris dan rasio atom penyusunnya
tabel 2.13